Waktu terus berjalan tak pernah berhenti apa lagi menoleh kebelakang.
kita semua dipaksa mengikutinya walau dengan susah, lemah, dan payah.
tak peduli siapa kita, terkecuali Dia sang Pangeran Yang Maha Sempurna.
derapan langkah kita akan selalu dipacu untuk berderap lebih cepat.
Tapi aku terlalu lemah untuk mengikuti, lelah ! lelah rasanya mengikuti waktu.
Ingin rasanya aku berhenti mengikutinya, tak peduli dengan semua proses yang ada.
Apakah ada perbedaan jika aku tak pernah ada ?
Ataukah semua akan lebih baik jika aku tak ada.
Pengalamn yang selama ini ku tumpuk dan ku pupuk akhirnya pun busuk tak berguna.
Apa sebuah proses itu penting jika kita bisa dapat yang instan,
dan seseorang pun takkan peduli dengan proses yang aku alami, ku jalani.
Mereka lebih tak peduli jika aku gagal. menjadi buruk dan akhirnya aku disebut orang gagal.
Lalu mengapa tuhan menciptakan waktu yang hanya mengikat mahluk ciptaannya ?
Tetapi Ia tak terikat perjanjian apapun dengan waktu ?
Apa karena dia yang menciptakan waktu?
Itu semua selalu terfikir dalam otakku bagai satu kesatuan solar sistem yang mengikuti revolusi dan porosnya.
Apakah Ia akan menjawab pertanyaanku yang aku sendiri pun lelah menanyakan padanya ?
Atau ada seorang bijak yang bisa menjawabnya ?
Melegakan hausnya batinku dengan penuh cinta rohani.
Yang tulus hatinya, tak ada dendam, dengki atau kemunafikan pada dirinya.
Dan aku akan menunggunnya dan tetap menunggunya hingga aku dapatkan jawaban dari Dia Atau Ia.
Para Khalifah pun akan terus berjaln memimpin sebuah rasa yang bernama kebenaran.